Gigi Orang Tua Patah Jadi Isyarat Prajurit TNI Asal Pekanbaru Gugur di Poso

Publisher Vol/Syu Nasional
02 Mar 2021, 20:36:59 WIB
Gigi Orang Tua Patah Jadi Isyarat Prajurit TNI Asal Pekanbaru Gugur di Poso

Istri mencium foto almarhum Kopda anumerta Dedi Irawan sebelum dimakamkan. SYUKUR


PEKANBARU (VOKALONLINE.COM) - Tembakan salvo dari regu penembak mengiringi pemakaman prajurit TNI gugur, Dedi Irawan, di Taman Makam Bahagia Jalan Pattimura Pekanbaru. Pria kelahiran 1991 itu naik pangkatnya satu tingkat dari Praka menjadi Praka Anumerta.

Tangisan pihak keluarga mengiringi pemakaman Kopda Dedi Irawan menjelang Magrib, Selasa, 2 Maret 2021. Prajurit itu diantarkan rekan sejawat ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Abang Dedi bernama Heru menyebut tidak ada firasat dari keluarga menjelang kabar duka yang diterima pada Senin malam, 1 Maret 2021. Pasalnya pada pagi hari, Dedi masih berkomunikasi dengan keluarga.

"Cuma dari orang tua ada giginya yang patah satu, tapi gak firasat," kata Heru.

Selama menjadi prajurit TNI, Heru menyebut adiknya itu tidak pernah berkeluh kesah. Setiap tugas yang diberikan, meskipun harus berpisah dari anak, istri dan orang tua, selalu dijalankan Dedi dengan baik.

"Karena dia anak keempat dari lima saudara yang selalu membanggakan kedua orang tuanya," kata Heru.

Dedi lahir pada 16 Agustus 1991 di Tanjung Balai. Kedua orangtuanya, ayah bernama Suharman dan ibu Kiswati kemudian berdomisili di Pekanbaru, tepatnya di kawasan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya.

Riwayat Hidup

Dedi menamatkan pendidikan sekolah Dasar pada 2003. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP hingga selesai pada tahun 2006, lalu menamatkan pendidikan SMA pada 2009.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Dedi memutuskan bergabung dengan TNI Angkatan Darat dan lulus pada 2011. Selama menjadi prajurit, almarhum menerima penghargaan Setya Lancana 8 Tahun.

Dedi bertugas di Jakarta setelah bergabung dengan Koopsus TNI. Sudah tiga bulan Dedi ditugaskan untuk menumpas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Sulawesi Tenggara.

Tugasnya menjadi prajurit TNI membuat Dedi berkenalan dengan seorang perempuan dari Sragen. Keduanya kemudian menikah dan dianugrahi seorang putri yang kini berusia 2 tahun 2 bulan.

Sebelum pemakaman berlangsung, sang istri terlihat mencium foto almarhum suaminya itu. Sementara sang anak selalu menangis di pelukan ibunya, seolah tahu ayahnya sudah tidak ada lagi. (syu)

Berita Terkait :




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment