- Tawuran Cemaskan Warga,Polsek Bangko Turunkan Personil Pantau Jembatan Pedamaran
- Salat Tarawih Di Masjid Raya Senapelan, Gubernur Syamsuar: Tak Ada Larangan Buka Bersama Untuk Masya
- Begini Penjelasan BMKG Terkait Hujan Es Di Pekanbaru
- Hujan es landa Kota Pekanbaru
- Hanya Pabrik PT BSS Petalongan Yang Berani Beli TBS Kawasan Hutan di Riau
- 30 Jam Pencarian Nadit 4 Tahun Akhirnya di Temukan
- Setda Rohil Buka Pasar Ramadhan Di Jalan Mawar Bagansiapiapi
- Anianya Kim Han ,Nelayan Sungai Bakau Rohil,Huni Sel Polsek Sinaboi
- Wali Kota Berharap DIC Memberikan Banyak Manfaat Bagi Masyarakat Dumai
- Ketua DPRD Kampar dan Wakil Ketua DPC Gerindra Yusrizal Kampar Buka Balimau Kasai Dusun 1 dan IV
Ini Alasan Petani Milliarder Ogah Beli Mobil Mewah Mercy Atau BMW

Ilustrasi Membeli Mobil Baru/Motoris.id
Vokalonline.com - Dilansir dari CNN Indonesia -- Salah satu petani miliarder di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengatakan tak terpikirkan membeli mobil mewah merek Jerman seperti Mercedes-Benz atau BMW usai mendapat uang hingga puluhan miliaran rupiah dari Pertamina atas pembebasan lahan.
Petani miliarder itu, Nurul, seorang guru TK, yang sudah membeli empat mobil baru, menjelaskan, memilih mobil menyesuaikan kebutuhan, bukan untuk 'gaya hidup'.
Nurul yang mengaku menerima dana kompensasi Rp18 miliar setelah ladang seluas 2,7 hektar milik dia dan sang suami diborong Pertamina bilang sebagian uangnya digunakan membeli mobil-mobil merek Jepang, yaitu Toyota Kijang Innova, Honda HR-V, dan dua unit pikap Mitsubishi L300
MPV Innova yang muat tujuh penumpang dikatakan buat dipakai berpergian bersama keluarga, sementara HR-V bakal kebutuhan pribadi dan keperluan mengajar.
Sementara dua unit L300 digunakan sang suami untuk kebutuhan pekerjaan penggilingan padi.
"Iya kebetulan saya beli empat dan disesuaikan dengan kebutuhan," kata Nurul saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (19/2).
Nurul mengatakan tak tertarik membeli mobil yang harganya lebih mahal dari empat mobil itu meski uang yang dimiliki bisa dikatakan jauh lebih cukup misalnya memborong mobil merek Mercedes-Benz, BMW, Lexus, atau bahkan Toyota Alphard.
"Tidak saya dan mas tidak tertarik ya. Karena beli mobil kami menyesuaikan kebutuhan, bukan untuk gaya hidup. Kalau beli [Mercedes-Benz dan BMW] itu memang benar-benar untuk bergaya. Kami kan juga mikir pajaknya bagaimana," kata dia.
Menurut Nurul setelah membeli empat mobil, ia berencana menggunakan uangnya untuk kembali membeli tanah atau ladang kemudian sisanya ditabung.
"Kan kami masih simpan di bank. Terus nanti mau kami belikan juga tanah kembali, karena dari ladang kembali ke ladang juga," ucap Nurul.
Kepala Desa Sumurgeneng Gianto sebelumnya mengungkap setidaknya ada 380 unit mobil baru dibeli warganya setelah jadi miliarder. Menurut Gianto mobil yang dibeli berasal dari berbagai merek dan kelas hatchback, MPV, SUV, hingga pikap kecil.
"Mobil yang dibeli ada Honda Jazz, [Honda] HR-V, Toyota Innova, Mitsubishi Pajero sport, [Mitsubishi] Xpander, Toyota Yaris, serta Mitsubishi L300," kata Gianto, Kamis (18/2).
Satu-satunya dealer Toyota Auto2000 di Tuban juga mengaku kebanjiran pesanan dari petani miliarder Sumurgeneng. Branch Manager Auto2000 Tuban Arie Soerjono menyebut pihaknya menerima pembelian setidaknya 130 unit sejak April 2020 yang sebagian besar Innova, Rush, dan Fortuner.
(ryh/fea)
Berita Terkait :
- Usai Tergenang Banjir Akses Tol Jatibening Kembali Normal0
- Banjir Di Jakarta Rendam 4 RW di Kampung Melayu0
- Bank Beri Syarat Dp Mobil 0 Persen0
- Bantuan Pembiayaan Rumah Tersalur 0,15 Persen0
- 5 Identitas Korban Longsor Nganjuk Yang Ditemukan Hari Ini0