- Halal Bihalal Dengan Todat Tomas, Kapolsek Tualang Bersama-Sama Jaga Kondusifitas
- JAM-Intelijen Prof. Dr. Reda Manthovani: Penguatan Posisi Jaksa/Pegawai Kejaksaan Sebagai Agen
- Kejaksaan Agung Raih 74% Kepercayaan Publik Menurut Survei LSI Berkat Penanganan Perkara Korupsi
- Parisman Ihwan Nyatakan Siap Maju Sebagai Calon Wali Kota Pekanbaru
- Pemerintah Kabupaten Bengkalis Menggelar Halal bihalal sempena Hari Raya Idul Fitri 1445
- Bupati Bengkalis Mendaklarasikan Maju Pada Pilkada Bengkalis 2024
- Bupati Bengkalis menyerahkan Penghargaan Pemenang Lomba Lampu Colok dan Pawai Takbir Tahun 2024
- Kadis LH Rohil Turun Langsung Bersihkan Lumpur Air Pasang Sungai Rokan
- Sebanyak 87 Alumni Penghulu Gelombang 2 Rohil Nyatakan Sikap Dukung Afrizal Sintong Dua Periode
- Ubah Suara Hakim MK di TikTok, Karyawan Swasta di Rohil Ditangkap Polda Riau
Polda Riau Tangkap Ratusan Residivis, Sebagian Dikendalikan Napi
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi dalam konferensi pers pengungkapan narkoba. IST
PEKANBARU (VOKALONLINE.COM) - Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau beserta Polres hingga Polsek di Bumi Lancang Kuning meringkus 120 penjahat kambuhan atau residivis. Ratusan orang itu diduga sebagai pengendali, kurir ataupun pengedar narkoba jenis sabu, ekstasi dan daun ganja kering.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi menyatakan pengendali peredaran narkoba di Riau masih didominasi narapidana. Hanya saja, Agung tak menyebut narapidana itu berasal dari Pekanbaru ataupun kabupaten lainnya di Riau.
"Kerjasama dengan Kanwil Kemenkumham Riau akan terus dijalin untuk memberantas ini," kata Agung di Pekanbaru didampingi Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto.
Agung menjelaskan, 120 residivis itu tertangkap dalam Operasi Anti Narkoba Polda Riau selama 22 hari. Selain jumlah itu, masih ada ratusan pengedar narkoba lainnya tertangkap sejak operasi dimulai pada 18 Februari 2021.
Agung menyebut jajarannya selama Operasi Anti Narkoba telah menjaring 463 tersangka dari berbagai umur. Paling banyak wiraswasta 170 orang, pengangguran 86 orang, swasta 79 orang dan petani 57 orang.
"Kemudian buruh 50 orang, pelajar 15 orang, mahasiswa 4 orang dan pegawai negeri sipil 2 orang," kata Agung.
Dari para tersangka itu, petugas menyita 42 kilogram lebih sabu, 1,2 kilogram daun ganja kering dan 50.236 pil ekstasi. Selain narkoba, petugas juga menyita barang bukti hasil bisnis haram itu Rp325 juta.
"Kemudian 9 mobil, 83 unit sepeda motor dan 320 telepon genggam," ucap Agung.
Agung mengklaim pelaksanaan operasi secara kuantitas telah melebihi target. Pasalnya dari 27 target operasi, pihaknya berhasil mendapatkan 44 target dan 419 tersangka lainnya bukanlah target.
"Kemudian juga dilakukan pemeriksaan terhadap ribuan sopir, hasilnya ada 13 yang positif mengkonsumsi narkoba, rata-rata sopir truk," ucap Agung.
Agung menyebut Riau masih menjadi pintu masuk narkoba dari Malaysia karena jaraknya dekat. Tidak hanya sebagai transit, narkoba dari negeri jiran itu juga diedarkan di sejumlah kota dan kabupaten di Bumi Lancang Kuning.
Menjadi daerah transit membuat beberapa warga terjerumus menjadi kurir narkoba. Mereka biasanya tergiur upah hingga Rp20 juta tanpa mempedulikan beratnya hukuman jika tertangkap.
Kepada para tersangka itu, Agung berharap tak mengulangi perbuatannya. Pasalnya terjerat kasus narkoba punya efek luar biasa terhadap keluarga, terutama pendidikan anak-anak.
"Semua jadi malu, maka berubahlah. Saya akan tangkap selama kalian masih ada di sini (bermain narkoba)," tegas Agung. (syu)
Berita Terkait :
- Tiga Kakak Beradik Kurir Narkoba Buat Jari Polisi Patah0
- Sempurna, Wako, Wakil Ketua DPRD, Kadispar, Camat Hingga Lurah Hadiri Grand Opening Kalte Kaffe0
- Jaksa Temukan Indikasi Pungutan Liar Retribusi Sampah di Pekanbaru0
- Pejabat Kejati Riau Apresiasi Pengungkapan Teror Kepala Anjing0
- Tiga Tersangka Teror Kepala Anjing Bersujud Minta Maaf 0