- Tawuran Cemaskan Warga,Polsek Bangko Turunkan Personil Pantau Jembatan Pedamaran
- Salat Tarawih Di Masjid Raya Senapelan, Gubernur Syamsuar: Tak Ada Larangan Buka Bersama Untuk Masya
- Begini Penjelasan BMKG Terkait Hujan Es Di Pekanbaru
- Hujan es landa Kota Pekanbaru
- Hanya Pabrik PT BSS Petalongan Yang Berani Beli TBS Kawasan Hutan di Riau
- 30 Jam Pencarian Nadit 4 Tahun Akhirnya di Temukan
- Setda Rohil Buka Pasar Ramadhan Di Jalan Mawar Bagansiapiapi
- Anianya Kim Han ,Nelayan Sungai Bakau Rohil,Huni Sel Polsek Sinaboi
- Wali Kota Berharap DIC Memberikan Banyak Manfaat Bagi Masyarakat Dumai
- Ketua DPRD Kampar dan Wakil Ketua DPC Gerindra Yusrizal Kampar Buka Balimau Kasai Dusun 1 dan IV
Kucing Dipelihara Sejak 10 Ribu Tahun Lalu, Pakar Buka Keistimewaannya

Jakarta, VokalOnline.Com - Hilal Subur (Fertile Crescent), kawasan di Timur Tengah sepanjang Sungai Eufrat dan Tigris, atau sekitar Irak saat ini, disebut menjadi tempat awal kucing menjadi hewan peliharaan (domestifikasi) sekitar 10 ribu tahun lalu. Kok bisa tahu?Para ahli mengetahui hal tersebut setelah meneliti 1.000 gen dari kucing yang berkembangbiak secara acak di Eropa, Asia, dan Afrika. Mereka mengonsentrasikan penelitian kepada 200 tanda genetik yang meneguhkan kaitan antara area tempat kucing berasal dan jenisnya."Salah satu tanda utama DNA yang kami pelajari adalah mikrosatelit, yang sangat cepat memberikan kami petunjuk tentang populasi kucing masa kini dan perkembangan jenisnya dalam beberapa ratus tahun terakhir," kata ahli genetika kucing, Leslie Lyons dari University of Missouri College of Veterinary Medicine, seperti dikutip Science Alert."Satu tanda DNA lainnya yang kami periksa adalah polimorfis nukleotida tunggal, yang merupakan perubahan berbasis tunggal (single-based changes) di seluruh genom yang memberikan kita petunjuk tentang sejarah para leluhur mereka, beberapa ribu tahun yang lalu," ujarnya menambahkan.Kawasan Hilal Subur sebelumnya diidentifikasi sebagai 'tempat awal peradaban' dan sejarah domestifikasi kucing pertama kali dimulai. Kawasan ini berada di bagian atas wilayah yang kini menjadi negara Mesir dan Gurun Arabia.Pada waktu itu, manusia membutuhkan bantuan kucing untuk mengendalikan hama tikus. Pasalnya, pola hidup manusia mulai berubah dari pemburu-pengumpul menjadi tinggal terpusat di satu kawasan dan bercocok tanam.Penelitian yang dibuat Leslie dkk. pun mendukung hipotesis tersebut. Hanya saja menurutnya, manusia tidak berhasil benar-benar mengubah perilaku kucing seperti halnya dengan anjing."Kita bisa menyebut kucing adalah hewan yang semi-terdomestifikasi karena jika kita melepasnya di alam liar, mereka akan tetap bisa berburu dan bertahan hidup karena sifat alamiahnya," kata Leslie."Tidak seperti anjing dan hewan yang terdomestifikasi lain, kita tidak benar-benar mengubah perilaku kucing selama proses domestifikasi itu. Jadi, kucing membuktikan sekali lagi kalau mereka hewan yang spesial," ujarnya menambahkan.Penjajahan oleh bangsa EropaPenelitian ini juga menemukan diaspora kucing berkembang sejalan dengan kolonialisme Eropa. Itu terlihat dari data yang menunjukkan kucing-kucing di Australia, Amerika, dan daerah penjajahan seperti Tunisia dan Kenya merupakan kerabat dekat dari kucing di Eropa sebelah barat."Secara keseluruhan, populasi kucing yang dibiakkan secara acak di seluruh dunia menunjukkan tingkat diferensiasi genetik yang rendah bahkan ketika terpisah secara geografis; Namun, populasi di pinggiran daerah migrasi dapat dibedakan secara genetik," tulis para ahli dalam penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Nature.Di sisi lain, Leslie menilai studi seperti ini bisa mendukung riset miliknya yang lebih luas yang bertujuan menggunakan kucing sebagai model biomedis untuk mempelajari penyakit genetik yang menjangkiti kucing dan manusia. Penyakit-penyakit itu semisal kista dalam ginjal (polycystic kidney disease), kebutaan, dan dwarfisme."Apa pun yang kita lakukan untuk mempelajari penyakit genetik di kucing atau bagaimana cara merawat penyakit mereka, suatu hari nanti bisa digunakan untuk merawat manusia dengan penyakit yang sama," kata Leslie yang telah mempelajari genetika kucing lebih dari 30 tahun seperti dikutip dari laman University of Missouri."Saya sedang membangun perkakas genetika, sumber genetika yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesehatan kucing. Ketika membangun perkakas itu, mendapatkan sampel yang representatif dan mengerti perbedaan genetika kucing merupakan hal penting. Alhasil, perkakas genetika ini nanti bisa membantu kucing di seluruh dunia, bukan cuma di daerah tertentu," katanya. **Syafira
Berita Terkait :
- Argentina ke Final, Perdebatan GOAT Messi vs Ronaldo Selesai? 0
- Disinggung Main Sepak Bola Negatif, Pelatih Maroko Seret Guardiola 0
- Jadwal Semifinal Piala Dunia: Argentina vs Kroasia, Prancis vs Maroko 0
- AS Dakwa 2 Warga Diduga Selundupkan Materi Senjata Nuklir untuk Putin0
- Kronologi Guru AS Dipecat usai Langkahi Siswa Salat dan Cap Penyihir 0