- Kejuaraan Karate Kid II Riau Open berakhir, Inkanas Raih juara 2 Umum
- Erga : PT ITA harus Jujur dan Komit menyalurkan PI
- Diduga Akibat Korsleting Listrik,15 Toko Hangus dalam Kebakaran di Pasar Kuok
- Effendi Basri Kembali Komandoi Ketua DPD PWMOI Bengkalis Periode Ke 2
- Soal Lahan Kemitraan, DPRD Inhu Komitmen Kawal Tuntutan Masyarakat Sungai Lala
- LAMR Kepulauan Meranti Ikuti Diskusi Sejarah Datuk Laksemana Raja di Laut
- Pemda Meranti Hadiri Rakorda Baitul Arqam Muhammadiyah Meranti
- Polres Meranti Gelar Jumat Curhat Bersama PWI, Perkuat Sinergitas Polri dan Insan Pers
- Kapolda Riau Ajak Doa dan Makan Bersama Suporter PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharuddin Nasution
- Tangkap Lepas, Dugaan Skandal Bisnis Ilegal Jual Beli TBS Kasat Reskrim Polres Inhu dan Pemerasan
Kisah Abu Nawas Akan Terbang Menggegerkan Penduduk

Ilustrasi
VokalOnline.Com - Abu Nawas seolah tidak kehabisan akal dalam membuat sensasi publik. Tidak jarang pula dengan kecerdikannya itu, Abu Nawas mengkritik raja dan memberi nasihat kepada khalayak luas.
Suatu hari, Abu Nawas sesumbar kalau dirinya ingin terbang. Sontak, pernyataan Abu Nawas itu menyebar ke penjuru kota dan menjadi bahan pergunjingan semua orang.
Banyak dari penduduk kota yang menganggap Abu Nawas gila dan tidak mungkin bisa melakukan niatnya.
Kabar Abu Nawas akan terbang itu pun sampai ke telinga Raja Harun Ar-Rasyid. Sang Raja kemudian langsung memanggil Abu Nawas ke istana untuk dimintai keterangan.
Wahai Abu Nawas, benarkah engkau ingin terbang? tanya Harun Ar-Rasyid.
Benar baginda, hamba ingin terbang. Besok Jumat, silakan datang bersama penduduk lainnya untuk menyaksikan hamba yang ingin terbang jika masih ragu, jawab Abu Nawas dengan santainya.
Baiklah jika begitu. Tetapi jika engkau berbohong, maka bersiaplah untuk menanggung hukumannya.
Saat hari yang dijanjikan tiba, Abu Nawas naik ke sebuah gedung yang tinggi. Orang-orang yang telah menantikannnya banyak yang ragu dengan kemampuan Abu Nawas untuk terbang layaknya burung.
Setelah lapangan sudah penuh sesak, Abu Nawas perlahan mulai mengepakkan tangannya dari atas gedung layaknya burung. Tingkah Abu Nawas itu pun mengundang reaksi pentonon.
Salah seorang penonton berkata, Hai, Abu Nawas! Engkau telah membohongi kami! Kau tidak bisa terbang, maka engkau layak mendapat hukuman.
Mendengar teriakan itu, Abu Nawas dengan sigap menjelaskan apa yang ia lakukan.
Dengarlah saudara-saudara. Aku hanya mengatakan kalau aku ini mau terbang, bukan mengatakan aku bisa terbang. Bukankah dari tadi aku memang mau terbang?
Penonton yang sudah berkumpul itu pun sadar bahwa memang kepakkan tangan Abu Nawas menunjukkan bahwa ia hanya akan terbang, bukan bisa terbang.
Itulah mengapa, kalian harus hati-hati dalam menerima suatu berita. Jangan langsung ditelan mentah-mentah, lanjut Abu Nawas.
Karena tingkah Abu Nawas itu, Raja Harun Ar-Rasyid kemudian paham dan tidak jadi menjatuhkan hukuman kepada salah satu rakyatnya itu.
Begitulah Abu Nawas dengan segala kecerdikannya. Wallahu a'lam. **Vol
Berita Terkait :
- Libur Lebaran, Destinasi Wisata Riau Padat Pengunjung0
- TAP MPRS 25 Tahun 1966, Aturan Terkait PKI Yang Disebut Panglima TNI0
- Zinidin Zidan Meninggal Kecelakaan di Jalan Tol? Ini Fakta Sebenarnya0
- Hari Raya Adat Gunung Sahilan di Riau Ini Layak Menasional0
- Berbuka Bersama, Seniman Budayawan Sahabat Berbagi di Panggung Toktan0
